Senin, 04 Januari 2016

Kebudayaan Maluku

Kebudayaan Maluku 

Kepulauan Maluku memiliki banyak objek pariwisata, khususnya pariwisata bahari. Sebagai provinsi kepulauan, banyak pantai dan laut yang sangat indah untuk dikunjungi. Seperti wilayah Seram, Ambon.

Selain pariwisata bahari yang sangat indah, provinsi Kepulauan Maluku juga memiliki berbagai kebudayaan masyarakat Maluku. Berikut akan disebutkan beberapa kebudayaan tersebut yang terkenal di Maluku.

1. Katreji
Tarian ini adalah suatu tarian pergaulan masyarakat Maluku yang biasanya digelarkan pada acara-acara negeri / desa berkaitan dengan upacara-upacara pelantikan Raja / Kepala Desa, atau pada acara-acara ramah tamah masyarakat negeri/desa dengan tamu kehormatan yang hadir di negeri/desa-nya.
Dari pendekatan sejarah, tarian ini merupakan suatu AKULTURASI dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku.Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses BILINGUALISME.

Dalam perkembangannya tarian ini kemudian menjadi tarian rakyat yang hampir setiap saat digelarkan pada acara-acara pesta rakyat, baik yang dilaksanakan pada saat hajatan keluarga, maupun negeri/desa, yang menggambarkan suasana suka cita, kegembiraan seluruh masyarakat.Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola ritme musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
2. Terine Mamae
permainan tradisional yang biasanya dipertunjukan pemuda-pemudi desa pada hari-hari tertentu, yang diangkat dari permainan bambu gila.
Kini permainan rakyat di daerah Maluku Tengah tersebut sudah hampir punah dan hanya tinggal gerakan-gerakannya saja, yang digarap menjadi tari dengan gerakan-gerakan lincah pada kaki dengan posisi tangan saling terkait yang menandakan kesatuan dan persatuan
3. Tari Loliyana
tari kreasi yang mengangkat Upacara Panen Lola ke dalam bentuk pertunjukan dengan berpatokan pada tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua.Dalam bahasa penduduk setempat Loliyana adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan mengumpulkan salah satu hasil laut yakni Lola. Panen Lola ini dilaksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi oleh Ketua Agama dan Pemangku Adat setempat.Di daerah Maluku sasi dikenal sebagai salah satu pranata adat yang diartikan sebagai larangan atau pantangan untuk mengumpulkan hasil alam baik hasil laut maupun hasil hutan sampai batas waktu yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat desa. Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan menjaga kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia.Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hari hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan.Menjelang terbitnya matahari, panen dilakukan secara gotong royong. baik pria maupun wanita.Ringkasan proses panen lola inilah yang kemudian diangkat menjadi suatu garapan tari “LOLIYANA”.
4. Tari Kabaresi
Tarian Kabaresi ini diilhami oleh semangat kepahlawanan dari Martha Christina Tiahahu yang secara filosofi berjuang untuk membela hak-hak pribumi dari kekejaman penjajah.
Tari ini digarap dalam pola lantai yang lincah dan ditingkahi bunyi tifa totobuang, rebana, toleng-toleng (kentongan) dan suling bambu.
5. TARI PANAH
Tari Panah ini mulanya berasal dari tari perang, Menggunakan busur dan anak panah sebagai properti yang dapat menggugah dan mengobarkan keberanian para pria.Tetapi pada perkembangannya tari panah ini digarap menjadi tari penyambutan tamu di Daerah Maluku Tenggara.
Tari-tari yang disebutkan diatas hanya sebagian kecil dari seni tari yang sangat banyak di Maluku.
Selain dari seni tari ada juga kebudayaan lain, seperti :
Perkawinan Masuk Minta

Adalah hubungan pertunangan antara kedua calon pasangan suami – istri telah diketahui oleh orang tua kedua belah pihak dimana usia mereka telah cukup dewasa dalam bertunangan ( berpacaran ).

Pada umumnya orang tua dari keluarga laki-laki sebelum terjadi mereka akan berunding untuk menentukan waktu perkawinan dengan jelas “ masuk minta “ calon pengantin perempuan yang didahului dengan sepotong surat dan disampaikan oleh keluarga laki-laki dengan waktu yang telah ditentukan untuk masuk minta calon pengantin perempuan. Setelah adanya persetujuan dari keluarga perempuan bahwa mereka setuju untuk menerima kunjungan dari keluarga laki - laki, maka keluarga laki -laki mulai berunding untuk menentukan waktu masuk minta perempuan. Dalam suatu pertemuan bersama sekaligus menentukan waktu perkawinan dan acara-acra lainnya yang jatuh pada waktu itu.

Setelah tanggal perkawinan telah ditentukan kedua belah pihak, dimana ada acara antar pakaian pengantin yaitu dari pihak lelaki ke perempuan tiga hari sebelum perkawinan, setelah itu balasan antar pakaian pengantin dari pihak perempuan ke pihak lelaki.

Acara perkawinan dimulai pada tanggal yang telah ditentukan dimana acara perkawinan berlangsung pagi atau sore hari atas hasil persetujuan bersama, dimana sebelum perkawinan terjadi kedua calon pengantin telah melaporkan atau mendaftar pada instansi pemerintah ( Kantor Catatn Sipil Kota Ambon ) dan melaporkan diri pada gereja yang akan melangsungkan perkawinan.

Melalui gereja ada bimbingan nasihat kepada kedua calon pengantin yang dihadiri oleh kedua saksi.

Acara perkawinan berlangsung dimana pasangan lelaki berserta keluarganya akan mengambil pasangan perempuan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan dilanjutkan denga acara di gereja lewat ibadah bersama dimana acara pemberkatan nikah oleh pendeta sekaligus acara peretukaran cincin oleh kedua mempelai.

Setelah acara ibadah gereja selesai dilanjutkan dengan acara pengukuhan perkawinan oleh Pemerintah Kota ( Kantor Catatan Sipil Kota Ambon ) setelah selesai dilanjutkan mengantar pengantin ke rumah perempuan dengan acara resepsi tersendiri kemudian dilajutkan dengan kerumah pengantin lelaki dengan acara resepsi ( acara dansa dll ).

Tetapi dizaman modern ini perkawinan kedua mempelai terjadi perubahan acara resepsi biasanya digabungkan pada resepsi di gedung – gedung untuk sekali saja.
Daerah di Indonesia pasti mempunyai pakaian adatnya masing masing. Berikut adalah beberapa contohnya :
PAKAIAN PENGANTIN PEREMPUAN

Terdiri dari :

1. Baju modern berwarna putih, berlengan panjang dari kain brokar yang harus dan ada variasi motif renda kecil.

Baju ini motif baju cele leher bundar terbelah pada leher.
Pada bagian tangan kancing dari baju tersebut ditutup dengan ban tangan yang divariasi dengan manik - manik warna emas dan pada bagian kiri tersebut akan disisipkan lenso pinggang yang terbuat dari sisa kain jenis brokar tadi dan divariasi dengan renda : sedang yang dipegang oleh pengantin disebut lenso tangan terbuat dari kain putih yang dibordir.

2. Cole

Cole ini dipakai pada bagian dalam dari baju modern tadi.
Cole yaitu baju dalam atau lebih dikenal istilah kutang, yang dipaki/dikenakan sebelum memakai baju / kebaya. Cole ini berlengan panjang tapi ada juga yang berlengan sampai ke sikut dan pada bagian atasnya diberi renda. Cole ini terbuat dari kain putih sedangkan bagian belakang yang lebih dikenal dengan istilah belakang cole itu juga dibordir. Bagian depan cole ini memakai kancing.

3. Kain pengantin terbuat dari kain saten merah atau juga beludru merah.

Kain ini menarik karenadihiasi dengan manik - manik warna emas pada bagian kain tersebut, dan pada kaki dari kain tersebut diberi renda warna emas.

4. Tali kaeng

Tali kaeng diikat pada kain pengantin agar tidak terlepas. Pada kali kaeng ini juga diberi renda.

5. Mistiza

Mistiza ini berbentuk huruf U panjang ± 60 cm mistiza ini dipakai dari depan ke belakang, berwarna merah diberi manik - manik dan diberi renda emas
Memakai kalung motif mutiara besar
Anting – anting / giwang

6. Cenela

Cenela adalah sejenis slop yang dibuat dari kulit. Ujung slop atau bagian atas cenela dilapisi dengan kain beludru yang dihiasi oleh hiasan bunga-bunga kecil yang dinamakan Laborcis yang berwarna keemasan, dipakai dengan kaos kaki warna putih.

7. Sanggul

Sanggul dihiasi dengan sosoboko yaitu kembang lingkar konde yang disebut bunga ron yang dibuat dari papecede dengan 9 buah kembang goyang atau 7 buah sebagai lambing Patasiwa dan terbuat dari emas dan tusuk konde yang disebut nano-nano dan juga sisir konde / sanggul, berwarna keemasan.
Kalau pengantin yang masih gadis diberi renda hitam disebit pokis dibuat dari kain saten / renda gigi anjing.

PAKAIN PENGANTIN LAKI – LAKI

Pakaian lelaki terdiri dari :

1. Kebaya dansa

Kebaya dansa dipakai pada bagian luar berwarna merah, tanpa kancing berlengan panjang, dipakai hiasan renda, warna keemasan pada pinggiran kebaya dansa. Pada bagian kebaya dansa kain untuk kebaya dansa yaitu saten atau beludru merah.

2. Baniang Putih

Baniang putih dipakai pada bagian dalam dari kebaya dansa pakai kancing warna emas, dengan baniang leher bundar, kain yang dipakai adalah jenis kain saten.
Baniang juga berlengan panjang.

3. Band Pinggang

Band pinggang berwarna merah diikat pada bagian dalam dari kebaya dansa, pada pinggiran band pinggang dipakai renda keemasan dan variasi manik-manik emas.
Dipakai celana panjang hitam dan sepatu hitam.
Kebaya Putih Tangan Panjang dan Kain Silungkang
Terdiri dari :
  • Kebaya putih tangan panjang dari kain brokar warna putih pakai kancing pada tangan kebaya dan kebaya pakai kancing peniti emas.
  • Cole yaitu baju dalam yang lebih dikenal dengan istilah kutang. Cole ini berelengan sampai ke sikut dan pada bagian atasnya diberi renda. Cole ini dibuat dari kain putih sedangkan bagian belakang yang dikenal dengan istilah belakang cole itu juga dibordir. Bagian depan cole juga memakai kancing.
  • Kain yang dipakai adalah kain silungkang berwarna merah dengan motif kembang berwarna emas.
  • Cenela adalah berupa slop yang dipakai dengan kaos kaki putih. Cenela dihiasi dengan motif kembang berwarna emas.
  • Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat dengan tusuk konde yang disebut karkupeng.
  • Pakaian ini dipakai pada masa lalu oleh wanita-wanita, keluarga raja, keluarga guru, dan keluarga pendeta.

Kebaya Hitam Gereja
Terdiri dari :
  • Kebaya ini bermotif baju cele, berlengan panjang dari kain brokar hitam, juga kain sarung dari jenis brokar yang sama. Pakaian ini dipakai boleh memakai kain pikul boleh juga tidak.
  • Cenela hitam dipakai dengan kaos kaki putih.
  • Sapu tangan/lenso berwarna putih dan berenda.
  • Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat dengan tusuk konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.
Kebaya Hitam Dengan Kain Pikol Dan Baniang Hitam
Terdiri dari :
  • Kebaya hitam (baju hitam) berlengan panjang dengan sedikit belahan di leher dibuat dari kain brokar atau saten hitam.
  • Kain pikol dipakai di abhu sebelah kiri sampai sebatas pinggul sebelah kanan dan dihias dengan manik – manik hitam pada kain pikol tersebut.
  • Konde adalah konde bulan dengan tusukan konde yang disebut haspel, yang terbuat dari emas atau perak.
  • Memakai pakaian ini sebenarnya tidak memakai sendal/selop.

    Kemeja Baniang Hitam
  • Motif kemeja ini sama dengan motif kebaya dansa. Bagian dalam disebut baniang putih memakai kancing bahan pakaian dan celana dari kain laken atau beludru hitam.
  • Memakai pakaian ini sebenarnya tidak memakai sepatu.
Baju Nona Rok
  • Kebaya putih tangan panjang berlengan kancing dari jenis kain Brokar halus.
  • Pengikat pinggang terbuat dari perak yang disebut pending.
  • Sepatu vantovel hitam dan berkaos kaki putih.
  • Rok dibuat/dijahit lipit kecil sekali dari jenis kain motif kembang kecil-kecil warna merah atau orange.
  • Konde dibuat dari rambut asli atau konde palsu yang siap dipakai yaitu konde bulan.
Perlengkapan Konde
  • Tusuk konde disebut haspel yang dibuat dari emas atau perak.
  • Kak kuping 4 buah ditusuk pada lingkaran konde bentuknya seperti kembang terbuat dari perak atau emas.
  • Sisir Konde diletakan pada bagian tengah dari konde tersebut dibuat juga dari emas atau perak.
  • Bunga Ron dilingkar pada konde tersebut dibuat dari bahan gabus atau papeceda
Perlengkapan Pakaian Dalam
Cole yaitu baju dalam atau disebut kutang yang dipakai/digunakan sebelum memakai kebaya. Ada cole berlengan panjang tapi ada juga cole berlengan pendek dan pada bagian atasnya diberi renda bordir
Cole dibuat dari kain putih, sedangkan bagian belakang dari cole tersebut disebut belakang cole dibordir bagian belakang.
Bagian depan cole memakai kancing
Bagian ujung lengan diberi renda bordir.
Pakaian nona rok biasanya dipakai oleh pendeta, guru, atau orang terpelajar,keluarga golongan menengah dan keluarga golongan pemerintahan. Pakaian ini dipakai pada acara – acara penting yaitu pesta perkawianan acara kenegaraan dan lain – lain.
Maluku juga mempunyai rumah adat yaitu Baeleo
Jika anda memasuki satu desa atau kampung di Maluku, salah satu hal yang segera nampak menonjol adalah satu bangunan yang berbeda dengan kebanyakan rumah penduduknya. Bangunan ini biasanya berukuran lebih besar, dibangun dengan bahan-bahan yang lebih baik, dan dihias dengan lebih banyak ornamen. Karena itu, bangunan tersebut biasanya sekaligus juga merupakan marka utama (landmark) kampung atau desa yang bersangkutan, selain mesjid atau gereja.Bangunan itu adalah rumah adat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus tempat seluruh warga berkumpul membahas masalah-masalah yang mereka hadapi. Di Maluku, disebut sebagai “Baileo”, secara harafiah memang berarti “balai”. Baileo Maluku menggunakan istilah “baileo” sebagai namanya, karena memang dimaksudkan sebagai “balai bersama” organisasi rakyat dan masyarakat adat setempat untuk membahas berbagai masalah yang mereka hadapi dan mengupayakan pemecahannya.

Batu Pamali, sebuah batu besar tempat meletakkan sesaji di muka pintu sebuah bangunan di Maluku merupakan tanda bahwa bangunan tersebut adalah Balai Adat. Baileu atau Balai Adat inilah yang menjadi bangunan induk Anjungan. Sembilan tiang di bagian depan dan belakang, serta lima tiang di sisi kiri dan kanan merupakan lambang Siwa Lima, simbol persekutuan desa-desa di Maluku yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu.



Dalam memperkenalkan daerahnya menampilkan bangunan Bailem dan rumah Latu atau rumah raja. Bertindak sebagai sreitek adalah Kepala adat di seluruh daerah Maluku, dan dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 17 April 1975. Bangunan Bailem ini merupakan satu-satunya bangunan peninggalan yang menggambarkan kebudayaan siwa-lima, karena itulah dipilih sebagai bangunan yang dapat mewakili daerah propinsi Maluku. Di samping kedua bangunan tradisional tersebut, anjungan Maluku dilengkapi dengan dua buah patung pahlawan wanita Martha Christina Tiahahu dan patung pahlawan Pattimura atau Thomas Matulessy, sebuah kolam yang menggambarkan kebon laut Maluku, dan patung proses pengolahan sagu.

Bangunan bailem sebagai bangunan induk aslinya tidak berdinding dan merupakan rumah panggung, yakni lantainya tinggi di atas permukaan tanah. Adapula bailem yang lantainya di atas batu semen dan bailen yang lantainya rata dengan tanah. Di antara ketiga macam bailen ini yang paling lazim dan paling khas adalah yang lantainya dibangun di atas tiang. Jumlah tiangnya melambangkan jumlah klen-klen yang ada di desa tersebut. Bailen ini tidak berdinding mengandung maksud roh-roh nenek moyang mereka bebas masuk keluar bangunan tersebut. Sedang lantai bailen dibuat tinggi dimaksudkan agar kedudukan tempat bersemayam roh-roh nenek moyang tersebut lebih tinggi dari tempat berdiri rakyat di desa itu. Selain rakyat akan mengetahui bahwa permusyawaratan berlangsung dari luar ke dalam dan dari bawah ke atas.

Di depan bailen di dekat pintu masuk dan beilen terdapat pamali yang berfungsi sebagai tempat persembahan dan bilik pamali sebagai tempat penyimpanan atau tempat meletakkan barang-barang yagn dianggap suci pada saat diadakan upacara. Bentuk bailen yang ada di Taman Mini Indonesia Indah adalah bentuk bailen yang terakhir atau yang baru yang melambngkan persatuan atau persekutuan antara dua klen besar di Maluku yaitu Pata Siwa dan Pata Lima. Hal ini melambangkan jumlah pada tiang bailen di bagian muka dan belakang berjumlah 9 yang sama dengan siswa dan samping kiri dan kanan berjumlah 5 yang sama dengan lima. Akhir kata siwa lima mampunyai arti baru yaitu: Kita semua punya dan menjadi lambang persatuan daerah Maluku.

Fungsi dari Bailen adalah untuk tempat bermusyawarah dan pertemuan rakyat dengan dewan rakyat seperti saniri negeri, Dewan adat dan lain-lain. Jadi sistem demokrasi sudah dikenal oleh rakyat lima-siwa sejak dulu. Yang boleh disimpan dalam bailen berupa benda-benda yang dianggap suci dan ada hubungan dengan upacara adat. Selain itu juga terdapat satu buah atau musyawarah antara rakyat dan saniri neheri dan tua-tua adat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar