Kamis, 12 November 2015

Fakta Menarik Dari Sejarah Indonesia



1. Koran Pertama yang Terbit dan yang Dibredel di Indonesia adalah Koran yang Sama
Gubernur Jenderal Hindia BelandaJan Pieterszoon Coen memerintahkan anak buahnya untuk membuat lembaran berita internal yang berisi informasi mengenai kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal niaga. Lembaran berita tersebut ditulis tangan sebanyak 4 halaman dan diberi namaMemorie der Nouvelles.Ini merupakan cikal bakal koranBataviase Nouvelles, yang diterbitkan pertama kali pada 7 Agustus 1744 — setelah masuknya mesin cetak ke Hindia Timur.

Bataviase Nouvelles merupakan koran pertama yang diterbitkan di Batavia, maupun Indonesia. Koran ini diterbitkan seminggu sekali sebanyak 4 halaman denganlayoutdua kolom.
Namun sayangnya, baru saja kontrak penerbitan diperpanjang, koran ini harus dibredel pada 20 November 1745 karena anggota Dewan Direktur VOC di Amsterdam takut akan banyak rahasia VOC yang terbongkar ke publik.


2. Marco Polo Bertemu dengan Masyarakat Kanibal di Nusantara
Pada perjalanannya ke Nusantara tahun 1292, Marco Polo terkejut melihat adanyamasyarakat yang memakan daging manusia. Kejadian ini ia temukan di pesisir Sumatra.
Ketika berada di Kerajaan Dagroian (daerah Pidie, Aceh), Marco Polo melihat masyarakat setempat memakan daging kerabatnya yang sedang sakit parah dan tidak bisa disembuhkan. Di daerah tersebut, jika ada kerabat yang sakit maka akan dipanggil penyihir untuk memeriksa apakah penyakit tersebut bisa disembuhkan atau tidak. Jika tidak bisa, maka akan dipanggil orang khusus untuk membunuh kerabat yang sakit. Lalu setelah mati, dagingnya akan dimasak dan disantap bersama.

3. Bung Karno Tidak Puasa Saat Proklamasi
Mungkinkamutahu bahwa hari proklamasikemerdekaan RI jatuh pada bulan Ramadhan. Namun, saat itu Bung Karno tidak berpuasa karena sedang sakit akibat gejala malaria tertiana. Ketika dibangunkan di pagi hari, Bung Karno mengeluh badannya terasa seperti meriang. Setelah disuntik dan minum obat, beliau kembali tidur dan bangun pada pukul 09.00 WIB untuk bersiap-siap memroklamirkan kemerdekaan RI pada pukul 10.00 WIB.
Bayangkan betapa membaranya semangat beliaumemproklamasikan kemerdekaan. Kamu pasti nggak menyangka ‘kan kalau saat itu beliau sedang sakit?

4.Stasiun KA Bandung Dirancang untuk PersiapanPemindahan Ibukota dari Jakarta ke Bandung
Bandung memang telah memiliki stasiun kereta api sejak tahun 1884. Tapi,bangunan stasiun yang sampai sekarang masih berdiriadalah rancangan tahun 1928, yang khusus dirancang arsitek Belanda EH de Roo karena niat Belanda memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Jakarta ke Bandung. Saat itu, pihak Belanda telah merencanakan pembangunan 14 kantor dan perumahan bagi 1.500 pegawainya.
Niat ini tak sempat terpenuhikarena pada tahun 1930-an Belanda mengalami krisis ekonomi. Kondisi keuangannya jugamakin terpuruk karena okupasi Nazi Jerman dimasa Perang Dunia II.

5. Permen Jahe Sempat JadiKomoditas Utama Batavia
Indonesia memang dikenal bangsa Baratsebagai wilayah penghasil rempah-rempah dengan kualitas sangat baik, seperti lada dan jahe. Siapa sangka bahwa rempah-rempah tersebut tumbuh dengan baik dan subur di daratan Batavia, yang sekarang menjadi Jakarta. Bahkan pada tahun 1778, Batavia harus memproduksi 4,5 ton permen jahe untuk diekspor ke Belanda.
6.Bendera Pusaka dari Sprei dan Penjual Soto
Bendera merah putih untuk keperluan kemerdekaan sebenarnya telah dibuat oleh Fatmawati, istri Bung Karno, sebelum tanggal 16 Agustus 1945. Akan tetapi, bendera tersebut dianggap terlalu kecil untuk dikibarkan. Akhirnya, Fatmawati membongkar lemari mencari kain untuk membuat bendera baru. Ia menemukan kain sprei berwarna putih. Bagianmerahnya dibeli dari seorang penjual soto oleh pemuda bernama Lukas Kastaryo.

7. Demi Patung Dirgantara, Bung Karno Jual Mobil

Pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran sempat terhenti karena peristiwa Gerakan 30 September/PKI, yangmembuat posisi Bung Karno sebagai Presiden Indonesia di ujung tanduk. Demi menyelesaikan pembuatan patung tersebut, Bung Karno harus menjual salah satu mobilnya dan menyerahkan dana sebesar Rp 1,7 juta kepada Edhi Sunarso, sang pemahat.
Edhi pun juga turut merogoh kocek pribadi hingga mengutang ke pemasok bahan pembuatan patung. Sayangnya, sebelum patung itu diresmikan, Bung Karno telah meninggal dunia terlebih dulu. Edhi yang melihat iringan mobil jenazah Bung Karno saat sedang melakukan penyelesaian akhir di atas patung kemudian turun, dan ikut mengiringi kepergian Bung Karno
8. Penulis Naskah Pidato Bahasa Inggris Bung Karno yang Pertama Berdarah Viking
Untuk siaran pidato bahasa Inggrisnya yang pertama, Bung Karno mempercayakan naskahnya padaK’ tut Tantri, seorang perempuan warga negara Amerika kelahiran Skotlandiayangjuga berdarah Viking. Perempuan bernama asli Muriel Stuart Walker tersebut turut bergerilya bersama Bung Tomo dan pejuang lainnya di Jawa Timur sebelum akhirnya tinggal di Yogyakarta, ibukota negara Indonesia pada saat itu.
K’tut Tantri menetap di Indonesia selama 15 tahun dan turut mengobarkan semangat perjuangan bagi bangsa ini.

9. DrafNaskah Proklamasi Sempat Hilang
      Drafnaskah proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno dan dibantu Bung Hatta dalam pemilihan kata-katanya. Setelah acara proklamasi selesai, draftersebut menghilang. Wartawan senior Indonesia bernama BM Diah menemukandraftersebut terbuang di tempat sampah. BM Diah lalu menyimpandraft tersebut selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah pada 29 Mei 1992.

10. Nusantara Bukan Wilayah Majapahit
Selama ini kita mengetahui bahwa daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit mencakup seluruh Nusantara, bahkan Thailand dan Campa. Padahal sebenarnya tidak ada bukti pasti yang menjelaskan bahwa wilayah Majapahit mencakup seluruh Nusantara. Daerah efektif kekuasaan Majapahit hanya sebatas Pulau Jawa saja, bahkan hanya Jawa Tengah dan Jawa Timur.Nusantara merupakan koalisi antara kerajaan-kerajaan untuk kepentingan keamanan dan perdagangan regional.
Anggapan bahwa kerajaan-kerajaan tersebut memberi upeti kepada Majapahit adalah salah tafsir karena tidak ada keterangan sedikitpun di kitab Negarakretagama yang menyatakan adanya upeti, apalagi upeti tanda tunduk kepada Majapahit.
Menurut Negarakretagama, Majapahit memang sering mengadakan pesta yang mengundang kerajaan-kerajaan dan wakil kerajaan tersebut membawa hadiah bagi Raja Majapahit. Namun, itu hanya hadiah, bukan upeti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar