Indonesia adalah sebuah negara yang unik, karena memiliki kurang lebih 17ribu pulau, 1500 suku dan 1027 bahasa. Namun sayang kebijakan pembangunan sepertinya mengancam kelestarian budaya suku asli Indonesia. akibatnya banyak suku di Indonesia yang terancam punah. Padahal tempat dimana mereka terancam adalah daerah mereka sendiri yang di tinggali sejak dahulu. Malangnya banyak diantara mereka yang harus menyingkir dari daerah mereka sendiri karena keegoan para pengusaha. Para manusia modern yang ingin menguasai hutan atau mengambil kekayaan alam yang ada di tempat suku suku itu tinggal. Berikut 7 suku Indonesia yang hampir punah.
1. Suku Mentawai (Sumatra Barat)
Suku Mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan mentawai bagian dari wilayah Sumatra Barat dan Utara. Asal usulnnya yang misterius menjadi perdebatan dikalangan peneliti. Ada yang berpendapat bahwa suku ini berasal dari bangsa polinisea ada pula yang meyakini suku ini berasal dari bangsa Proto Malaya atau melayu tua. Tempatnya yang terisolasi membuat budayanya berbeda dengan suku suku terdekatnya.
sejak masuknya orang luar dan perkembangan jaman suku mentawai sudah berada pada generasi terakhir. Karena banyak anak anak suku mentawai yang tidak mengikuti budaya tradisional yang ditanamkan para leluhurnya.
2. Suku Asli Papua
Keberadaan Suku Asli Papua keberadaannya mulai terancam punah karena kebiasaan buruk yang dimiliki suku tersebut. Seperti sex bebas dan meminum miras. Penularan penyakir HIV/Aids di Papua semakin tidak terkendali, hal ini membuat keberlangsungan hidup suku asli papua terancam punah.
selain itu maraknya minmuman keras di papua membuat suku disana banyak yang mati karena sering meminumnya.
3. Suku Togutil (Halmahera)
Suku Togutil yang mendiami hutan Halmahera terancam punah akibat akitivitas pertambangan. Suku togutil merupakan komunitas etnis yang hidupnya berpindah pindah di hutan. Mereka tinggal di hutan Totodogu dan hutan Lolobata. Jika perusahaan tambang terus menambang dikawasan hutan maka suku ini akan terancam punah karena area tersebut sumber kehidupan mereka.
daerah Halmahera timur dan Halmahera tengah memang direncanakan akan dibangun pabrik feronikel. Namun rencana itu mengancam keberadaan suku asli didaerah tersebut. Kerusakan habitat suku togutil merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
4. Suku Anak Dalam (Jambi)
Selanjutnya. kebaradaan orang rimba di jambi terancam punah akibat hutan yang digunakan untuk tempat tinggal malah dibuat kawasan perusahaan. Bahkan tidak jarang mereka justru harus lari dari wilayah yang didiaminya sejak dulu. Keberadaan mereka saat ini semakin menurun terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan dikawasan hutan harapan.
sejak tahun 2006, masyarakatnya yang sebelumnya ada ratusan kepala keluarga harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam perusahaan tersebut. Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi jambi. Mereka terbagi dalam macam macam suku tergantung daerahnya. pemerintah setempat memutuskan menyebut orang rimba dengan sebutan anak dalam.
5. Suku Hutan (Batam)
Suku Hutan adalah salah satu suku terasing di batam. Mereka terancam punah karena kurang mendapat perhatian. Pada tahun 1970 an, ada 70 keluarga atau 150 jiwa yang mendiami pulau rempang di Batam.kini jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 keluarga. Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau. Selain itu kebiasaan Suku Hutan yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu
6. Suku Sakai di Riau
Suku Sakai merupakan suku asli yang berada di provinsi Riau, mereka dikenal hidup nomaden atau suka berpindah pindah dari satu hutan ke hutan lain. Sesuai dengan arti nama sakai yang berarti anak anak negri yang hidupnya disekitar sungai. Mata pencaharian suku ini bersumber dari kekayaan yang ada di sungai yakni ikan.
Banyak masyarakat yang beranggapan suku sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka diremehkan bahkan dianggap rendah. Kini suku sakai sangat sedikit populasinya bahkan terancam punah. Penyebabnya adalah tanah yang ditinggali mereka kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan jutaan pohon. Banyak orang yang kemudian mengeksploitasinya secara berlebihan. Kini suku sakai tidak mempunyai ruang untuk hidup. System kebijakan yang diterapkan Negara justru membuat suku suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.
7. Suku Samin (Bojonegoro)
Berlanjutnya ke Suku Samin Bojonegoro yang hidup dikawasan hutan seluas 74 ribu hektar di kecamatan margomulyo kabupaten Bojonegoro. Hingga saat ini suku samin di Bojonegoro masih tetap ada namun banyak mengalami perubahan. Ajaran samin yang disebarkan oleh samin sorosentiko adalah bentuk sebuah penolakan terhadap budaya colonial belanda yang muncul pada masa penjajahan belanda abad 19 di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar