Kesenian Tradisional Jombang
Apa kabar warga Jombang dan blogger
Indonesia? Artikel The Jombang Taste kali ini akan mengulas kesenian
Besutan. Besutan adalah kesenian tradisional asli
Kabupaten Jombang. Besutan merupakan pengembangan dari kesenian Lerok
dan merupakan cikal bakal kesenian Ludruk. Sebelum membahas Besutan
lebih detail, mari kita ungkap sedikit fakta mengenai kesenian Lerok.
Kesenian Lerok, kelak berubah nama
menjadi Besutan, merupakan kesenian yang bersifat aman. Artinya, pelaku
kesenian Lerok dapat berpindah dari satu keramaian ke keramaian yang
lain untuk menyuguhkan pertunjukan teater sederhana. Mengenai lokasinya
yang tidak tetap, hal ini berlaku juga dengan kesenian jaran kepang dari
Jawa Timur. Pelaku kesenian Lerok pada awalnya adalah tunggal. Ini
berarti mereka bermain monolog. Dalam perkembangannya, kesenian Lerok
dimainkan lebih dari satu orang.
Lakon yang dibawakan dalam pementasan
Lerok merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Jombang sehari-hari.
Dari bermacam-macam lakon yang disuguhkan, ternyata yang menggunakan
tokoh Besut merupakan sosok paling digemari penonton. Lama kelamaan,
karena sering melakonkan Besut, maka kesenian Lerok disebut sebagai
Besutan.
Karakter Tokoh Kesenian Tradisional Besutan
Kata Besutan berasal dari kata besut.
Besut itu sendiri merupakan akronim kata ‘mbeto maksud’ yang berarti
membawa pesan. Ada juga yang mengatakan besut berasal dari kata besot,
yang artinya menari. Besut merupakan nama tokoh utama dalam teater
Besutan. Tokoh Besut merupakan sosok laki-laki yang berwatak cerdas,
terbuka, perhatian, kritis, transformatif, dan mempunyai jiwa seni.
Dalam lakon besutan, tokoh yang selalu
hadir dalam adegan pementasan antara lain: Besut, Rusmini, Man Gondo,
Sumo Gambar, dan Pembawa Obor. Tokoh lain bisa dimunculkan sesuai
kebutuhan dan pengembangan cerita. Besut yang gagah dan Rusmini yang
cantik selalu menjadi sepasang kekasih atau sepasang suami isteri.
Keduanya saling mencinta walau banyak halangan harus mereka hadapi.
Sebaliknya, Sumo Gambar selalu berperan
antagonis. Sumo Gambar sebenarnya mencintai Rusmini, namun cintanya
bertepuk sebelah tangan karena Rusmini lebih mencintai Besut. Sumo
Gambar memiliki kekayaan yang melimpah. Kekayaan inilah yang
dijadikannya untuk memikat Man Gondo, paman Rusmini, supaya Sumo Gambar
bisa memperisteri Rusmini.
Man Gondo yang merupakan paman Rusmini
selalu berpihak kepada Sumo Gambar karena faktor kekayaan. Dengan tema
apapun lakon dan ceritanya, kisah cinta segitiga antara Besut, Rusmini
dan Sumo Gambar selalu menjadi bumbu penyedap jalannya cerita.
Penambahan setting waktu dan tempat mungkin terjadi, namun tidak
mengurangi konsep awal kesenian tradisional Besutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar