1. Koran Pertama yang
Terbit dan yang Dibredel di Indonesia adalah Koran yang Sama
Gubernur Jenderal Hindia BelandaJan Pieterszoon Coen
memerintahkan anak buahnya untuk membuat lembaran berita internal yang berisi
informasi mengenai kedatangan dan keberangkatan kapal-kapal niaga. Lembaran
berita tersebut ditulis tangan sebanyak 4 halaman dan diberi namaMemorie der
Nouvelles.Ini merupakan cikal bakal koranBataviase Nouvelles, yang
diterbitkan pertama kali pada 7 Agustus 1744 — setelah masuknya mesin cetak ke
Hindia Timur.
Bataviase Nouvelles merupakan koran pertama yang diterbitkan di Batavia, maupun Indonesia. Koran ini diterbitkan seminggu sekali sebanyak 4 halaman denganlayoutdua kolom.
Namun sayangnya, baru saja kontrak penerbitan
diperpanjang, koran ini harus dibredel pada 20 November 1745 karena anggota
Dewan Direktur VOC di Amsterdam takut akan banyak rahasia VOC yang terbongkar
ke publik.
Pada perjalanannya ke Nusantara tahun 1292, Marco Polo
terkejut melihat adanyamasyarakat yang memakan daging
manusia. Kejadian ini ia temukan di pesisir Sumatra.
Ketika berada di Kerajaan Dagroian (daerah Pidie,
Aceh), Marco Polo melihat masyarakat setempat memakan daging kerabatnya yang
sedang sakit parah dan tidak bisa disembuhkan. Di daerah tersebut, jika ada
kerabat yang sakit maka akan dipanggil penyihir untuk memeriksa apakah penyakit
tersebut bisa disembuhkan atau tidak. Jika tidak bisa, maka akan dipanggil
orang khusus untuk membunuh kerabat yang sakit. Lalu setelah mati, dagingnya
akan dimasak dan disantap bersama.
3. Bung Karno Tidak
Puasa Saat Proklamasi
Mungkinkamutahu bahwa hari proklamasikemerdekaan RI
jatuh pada bulan Ramadhan. Namun, saat itu Bung Karno tidak berpuasa karena
sedang sakit akibat gejala malaria tertiana. Ketika dibangunkan di pagi hari,
Bung Karno mengeluh badannya terasa seperti meriang. Setelah disuntik dan minum
obat, beliau kembali tidur dan bangun pada pukul 09.00 WIB untuk bersiap-siap
memroklamirkan kemerdekaan RI pada pukul 10.00 WIB.
Bayangkan betapa membaranya semangat
beliaumemproklamasikan kemerdekaan. Kamu pasti nggak menyangka ‘kan kalau saat
itu beliau sedang sakit?
4.Stasiun KA Bandung
Dirancang untuk PersiapanPemindahan Ibukota dari Jakarta ke Bandung
Bandung memang telah memiliki stasiun kereta api sejak
tahun 1884. Tapi,bangunan stasiun yang sampai sekarang masih berdiriadalah
rancangan tahun 1928, yang khusus dirancang arsitek Belanda EH de Roo karena
niat Belanda memindahkan ibukota Hindia Belanda
dari Jakarta ke Bandung. Saat itu, pihak Belanda telah merencanakan
pembangunan 14 kantor dan perumahan bagi 1.500 pegawainya.
Niat ini tak sempat terpenuhikarena pada tahun 1930-an
Belanda mengalami krisis ekonomi. Kondisi keuangannya jugamakin terpuruk karena
okupasi Nazi Jerman dimasa Perang Dunia II.
5. Permen Jahe Sempat
JadiKomoditas Utama Batavia
Indonesia memang dikenal bangsa Baratsebagai wilayah
penghasil rempah-rempah dengan kualitas sangat baik, seperti lada dan jahe.
Siapa sangka bahwa rempah-rempah tersebut tumbuh dengan baik dan subur di
daratan Batavia, yang sekarang menjadi Jakarta. Bahkan pada tahun 1778, Batavia
harus memproduksi 4,5
ton permen jahe untuk diekspor ke Belanda.
6.Bendera Pusaka dari
Sprei dan Penjual Soto
Bendera merah putih untuk keperluan kemerdekaan
sebenarnya telah dibuat oleh Fatmawati, istri Bung Karno, sebelum tanggal 16
Agustus 1945. Akan tetapi, bendera tersebut dianggap terlalu kecil untuk
dikibarkan. Akhirnya, Fatmawati membongkar lemari mencari kain untuk membuat bendera baru.
Ia menemukan kain sprei berwarna putih. Bagianmerahnya dibeli dari seorang
penjual soto oleh pemuda bernama Lukas Kastaryo.
7. Demi Patung
Dirgantara, Bung Karno Jual Mobil
Pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran
sempat terhenti karena peristiwa Gerakan 30 September/PKI, yangmembuat posisi
Bung Karno sebagai Presiden Indonesia di ujung tanduk. Demi menyelesaikan
pembuatan patung tersebut, Bung Karno harus menjual salah satu mobilnya dan
menyerahkan dana sebesar Rp 1,7 juta kepada Edhi Sunarso, sang pemahat.
Edhi pun juga turut merogoh kocek pribadi hingga mengutang
ke pemasok bahan pembuatan patung. Sayangnya, sebelum patung itu diresmikan,
Bung Karno telah meninggal dunia terlebih dulu. Edhi yang melihat iringan mobil
jenazah Bung Karno saat sedang melakukan penyelesaian akhir di atas patung
kemudian turun, dan ikut mengiringi kepergian Bung Karno
8. Penulis Naskah
Pidato Bahasa Inggris Bung Karno yang Pertama Berdarah Viking
Untuk siaran pidato bahasa Inggrisnya yang pertama,
Bung Karno mempercayakan naskahnya padaK’ tut
Tantri, seorang perempuan warga negara Amerika kelahiran
Skotlandiayangjuga berdarah Viking. Perempuan bernama asli Muriel Stuart Walker
tersebut turut bergerilya bersama Bung Tomo dan pejuang lainnya di Jawa Timur
sebelum akhirnya tinggal di Yogyakarta, ibukota negara Indonesia pada saat itu.
K’tut Tantri menetap di Indonesia selama 15 tahun dan
turut mengobarkan semangat perjuangan bagi bangsa ini.
9. DrafNaskah
Proklamasi Sempat Hilang
Drafnaskah proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno
dan dibantu Bung Hatta dalam pemilihan kata-katanya. Setelah acara proklamasi selesai, draftersebut
menghilang. Wartawan senior Indonesia bernama BM Diah
menemukandraftersebut terbuang di tempat sampah. BM Diah lalu menyimpandraft tersebut selama 46
tahun 9 bulan 19 hari, sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah pada 29 Mei
1992.
10. Nusantara Bukan
Wilayah Majapahit
Selama ini kita mengetahui bahwa daerah kekuasaan
Kerajaan Majapahit mencakup seluruh Nusantara, bahkan Thailand dan Campa.
Padahal sebenarnya tidak ada bukti pasti yang
menjelaskan bahwa wilayah Majapahit mencakup seluruh Nusantara. Daerah efektif
kekuasaan Majapahit hanya sebatas Pulau Jawa saja, bahkan hanya Jawa Tengah dan
Jawa Timur.Nusantara merupakan koalisi antara kerajaan-kerajaan untuk
kepentingan keamanan dan perdagangan regional.
Anggapan bahwa kerajaan-kerajaan tersebut memberi
upeti kepada Majapahit adalah salah tafsir karena tidak ada keterangan
sedikitpun di kitab Negarakretagama yang menyatakan adanya
upeti, apalagi upeti tanda tunduk kepada Majapahit.
Menurut Negarakretagama, Majapahit
memang sering mengadakan pesta yang mengundang kerajaan-kerajaan dan wakil kerajaan
tersebut membawa hadiah bagi Raja Majapahit. Namun, itu hanya hadiah, bukan
upeti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar